Video Proses Pengolahan Kerupuk Teripang Simeulue dan Cerita Pengembangannya

Video Proses Pengolahan Kerupuk Teripang Simeulue dan Cerita Pengembangannya


Amonmawi | Kerupuk teripang Raja Gubang adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh UD. Zaintisa. Mulai berproduksi sejak 2010 berdasarkan rasa keprihatinan akan penyelam teripang yang menghasilkan banyak teripang tetapi tidak mampu mengolah sendiri. Teripang sendiri merupakan potensi laut di Simeulue yang cukup besar. Penyelam teripang hanya mampu mengolah sampai kering kemudian dijual ke pengepul yang akhirnya pengepul menjual dengan harga mahal yang tidak setimpal dengan bahaya yang ditempuh oleh penyelam.

Teripang sendiri mengandung banyak khasiat dalam pongobatan. Sayangnya hanya referensi luar negeri yang banyak menyatakan bahwa khasiat yang terkandung dalam teripang telah diuji. Di dalam negeri sendiri pengujian belum banyak dilakukan. Teripang sendiri merupakan hewan laut yang memiliki kandungan gizi cukup baik. Kandungan kolagen dalam teripang membuat hewan laut ini menjadi makanan mewah dan sehat di Taiwan, Jepang, Cina, dan negara lainnya. Nilai jual yang tinggi cukup setimpal dengan khasiat obat di dalamya.

Di tahun 2012 berkas untuk sertifikasi halal dimasukkan ke MUI Banda Aceh. Namun di awal 2015 sertifikat ketiga produk baru keluar. Tahun 2013 pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan biaya subsidi dari Provinsi Aceh melalui Kementrian Hukum dan HAM di Banda Aceh.

Sertifikat pelatihan dan penghargaan banyak berdatangan dari luar Simeulue. Dimana Kabupaten Simeulue hanya memberikan pelatihan dasar serta sertifikat penghargaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai Inovator Pengambangan Produk Perikanan berbahan dasar teripang atau timun laut. 

Namun pelatihan mendalam banyak didapat dari luar Simeulue khususnya Banda Aceh. Direktorat IKM Wilayah I mengikutkan UD. Zaintisa untuk pelatihan Peningkatan SDM yang diselenggarakan tahun 2011. Sosialisasi Penerapan Haki, SNI, Sertifikat Halal, dan Sertifkat Kesehatan Industri Berbasis Pangan diikuti beberapa kali sepanjang tahun 2014- 2015.

Penghargaan dan sertifikat peserta pameran juga pernah diikuti sampai ke Jakarta dengan membawa 3 produk UD. Zaintisa. Dimulai dari pameran di Kabupaten Simeulue, Banda Aceh, sampai pameran di Jakarta. Banyak juga produk dibawa oleh beberapa dinas untuk dibawa atas nama Kabupaten Simeulue. 

Tahun 2014 UD. Zaintisa mengikuti Wirausahawa BI perwakilan Banda Aceh yang juga didampingi oleh PLUT-KUMKM sampai saat ini. Dari ini UD. Zaintisa juga mendapatkan penghargaan produk Terinovatif se-Aceh versi Wirausahawan BI. Di tahun yang sama juga produk Kerupuk Teripang meraih Juara 1 Gadjahmada Social Etrepreneurship Challenge di Yogyakarta.

Sejak 2012, UD. Zaintisa mencoba mengembangkan pemasaran melalui promosi keluar daerah dengan mengikuti berbagai pameran dan bazaar. Selain itu melalui jejaring sosial dan penggunaan website, kerupuk teripang mendunia melalui dunia internet. 

Tahun pertama belum mendapatkan banyak respon. Sedangkan permintaan di Simeulue semakin meningkat yang menjadikan kerupuk teripang menjadi oleh-oleh khas Simeulue. Sampai saat ini, kerupuk teripang sudah dipasarkan keluar Simeulue, khususnya Banda Aceh, Aceh Besar, Bireun, Medan, dan Banten. Tahun 2015, produk kerupuk teripang Raja Gubang masuk datar pendek UKM 500 WOW di Galeri Indonesia Wow Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 

SUMBER
Channel YouTube : Amondaya Alfanmono 
Dipublikasi : 23/08/2015

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Banner

Iklan Bawah Artikel

Banner