Nandong Kesenian Tradisi Masyarakat Simeulue
Selasa, 29 November 2016
Gambar PrtSc YouTube - Amonmawi |
Simeuleu merupakan salah satu daerah yang tak luput dari hantaman bencana Tsunami sebagaimana yang menimpa sebagian besar daerah Aceh lainnya akhir tahun 2004 lalu. Namun, walau pun terjangan tsunami di daerah ini sama dahsyatnya dengan yang menimpa daerah lainnya, pulau Simeulue mencatat korban lebih sedikit.
Dalam lembar catatan sejarah, warga pulau Simeulue sudah mengenal tsunami sejak beberapa abad silam. Seperti halnya cerita tentang smong (gelombang besar) yang terjadi di tahun 1904.
Melalui cerita turun temurun disampaikan dalam bentuk senandung syair-syair. Lazim disebut Nandong kesenian ini telah mampu meminimalisir jatuhnya korban ketika bencana besar tsunami menghantam.
Nandong pada masyarakat Simeulue adalah media mengungkapkan perasaan. Termasuk dalam seni tutur yang telah lama mengakar dalam kebudayaan Simeulue. Kesenian ini adalah salah satu kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat setempat.
Nandong dimainkan oleh dua orang atau lebih diiringi pukulan gendang yang ditabuh di sela-sela bait-bait syair dilantunkan. Dalam seni Nandong, syair yang dilantunkan punya kekhasan tersendiri. Menyampaikan pesan-pesan yang edukatif, syair yang dipergunakan juga bertingkat dan berlapis.
Biasanya sebelum Nandong dimulai, ia terlebih dahulu diawali dengan Seuramo Gendang. Kemudian kesenian Nandong berturut-turut masuk pada tingkatan syair pantun, serak, samba, rantau, kasih, dan izin.
Musik nandong umumnya bernada lirih, dan para penyanyinya bersuara menjerit meratap-ratap. Suara vokalis Nandong mengingatkan pada musik beluk di Sunda. Yang juga dinyanyikan dengan suara melengking seperti hendak merobek perut langit agar segera menumpahkan berkah.
Menurut sumber perpecaya, asal kata Nandong dari nanga-nanga. Nandong dan nanga-nanga adalah seperti sebuah hati yang terbagi dua.
Smong rume-rumemo
Linon uwak-uwakmo
Elaik keudang-keudangmo
Kilek suluhsuluhmo
Arti dalam bahasa Indosesia
Arti dalam bahasa Indosesia
Tsunami air mandimu
Gempa ayunanmu
Petir kendang-kendangmu
Halilintar lampu-lampumu
Untuk menghabiskan lantunan syair Nandong membutuhkan waktu pertunjukan semalam suntuk. Kesenian khas daerah Simeulue ini sering diadakan pada acara-acara tertentu seperti syukuran, sunatan, pesta pernikahan, dan pesta rakyat.
Nandong, seni budaya masyarakat Simeulue yang terdiri dari beberapa suku tersendiri seperti Suku Simolol, Daubatu, Defayan telah diwariskan secara turun temurun.
Sampai saat ini Nandong masih digeluti/digemari oleh semua lapisan masyarakat di hampir semua plosok desa yang terdapat di Kabupaten Simeulue. Karena kesenian Nandong telah terbukti dapat memberi pesan edukasi dan kewaspadaan saat bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.
Lebih dari itu, Nandong bisa berfungsi sebagai media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah yang sangat edukatif untuk terus dikembangkan pada setiap generasi.
Untuk menghabiskan lantunan syair Nandong membutuhkan waktu pertunjukan semalam suntuk. Kesenian khas daerah Simeulue ini sering diadakan pada acara-acara tertentu seperti syukuran, sunatan, pesta pernikahan, dan pesta rakyat.
Nandong, seni budaya masyarakat Simeulue yang terdiri dari beberapa suku tersendiri seperti Suku Simolol, Daubatu, Defayan telah diwariskan secara turun temurun.
Sampai saat ini Nandong masih digeluti/digemari oleh semua lapisan masyarakat di hampir semua plosok desa yang terdapat di Kabupaten Simeulue. Karena kesenian Nandong telah terbukti dapat memberi pesan edukasi dan kewaspadaan saat bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.
Lebih dari itu, Nandong bisa berfungsi sebagai media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah yang sangat edukatif untuk terus dikembangkan pada setiap generasi.
Referensi: Aceh Tourism